Pages

Tuesday, September 13, 2016

Belum Ke Tanah Suci, Hajinya Di Terima Allahs swt



Dimalam berwukufnya jemaah haji di Arafah… seorang ulama atba’ attabi’in bernama Abdullah bin Mubarak dilahirkan pada tahun 118H bermimpi melihat 2 malaikat berbual. Satu malaikat dari langit yang turun untuk mengambil ganjaran haji dari malaikat dibumi yang mengawasi jemaah berwukuf…

Dalam mimpi tersebut, Abdullah bin Mubarak terdengar perbualan kedua2 malaikat tersebut…

“Berapa jumlah umat Islam yang menunaikan haji pada tahun ini?” tanya malaikat dari langit.

“600.000 jama’ah haji,” jawab malaikat bumi, “sayangnya tidak ada satupun dari mereka yang diterima hajinya”

Dalam mimpi itu, Abdullah bin Mubarak merasa terperangah. Jumlah sebanyak itu tak ada yang diterima?

“Padahal jama’ah haji ini datang dari berbagai negeri. Mereka sudah mengeluarkan banyak wang, melalui perjalanan yang panjang dan melelahkan. Bagaimana mungkin haji semuanya tidak diterima?” Ibnu Mubarak menangis.

“Namun…” lanjut malaikat langit, “Ada satu orang yang hajinya diterima. Namanya Ali bin Muwaffaq, seorang penduduk Damsyik yang bekerja sebagai tukang kasut. Sebenarnya ia tidak jadi berangkat haji, tetapi Allah menerima hajinya dan mengampuni dosanya. Bahkan berkat dia, seluruh jama’ah haji yang sekarang ada di tanah suci ini diterima hajinya oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala.”

Abdullah bin Mubarak sangat bahagia. Ia bersyukur, hajinya dan haji seluruh jama’ah diterima. Sayangnya, Abdullah bin Mubarak terbangun sebelum mendengarkan dialog malaikat berikutnya. Sehingga ia pun tidak mengetahui lebih lanjut siapa orang mulia yang kerananya, haji ratusan ribu jemaah yang lain diterima.

Musim haji selesai, rasa ingin tahu Abdullah bin Mubarak semakin menjadi. Maka ia pun memutuskan untuk pergi ke Damsyik, mencari seorang lelaki yang hajinya diterima sebelum ia datang ke tanah suci.

Damsyik bukanlah kota kecil. Alangkah susahnya mencari seseorang yang hanya diketahui nama dan pekerjaannya, tanpa diketahui alamatnya. Namun dengan izin Allah, setelah berusaha dan bertanya ke sana kemari, akhirnya Abdullah bin Mubarak dapat menemui rumah insan yang bernama Ali bin Muwaffaq.

“Assalamu’alaikum,” kata Abdullah bin Mubarak di depan rumah itu.

“Wa’alaikum salam”

“Benarkah ini rumah Ali bin Muwaffaq, tukang kasut?”

“Ya, benar. Ada yang boleh saya bantu?”

“Saya Abdullah bin Mubarak, sewaktu haji saya bermimpi dua malaikat bercakap2 bahwa seluruh jama’ah haji tidak diterima hajinya kecuali haji dari Ali bin Muwaffaq, tukang kasut  dari Damsyik. Padahal Ali bin Muwaffaq tidak berwukuf bersama jemaah haji. Lebih dari itu, Allah akhirnya menerima haji seluruh jama’ah berkat Ali bin Muwaffaq” mendengar itu Ali bin Muwaffaq sangat terkejut, hingga jatuh pingsan.

Setelah ia sadar, Abdullah bin Mubarak menceritakan kisahnya lebih lengkap. “Amal apakah yang telah engkau lakukan sehingga Allah menerima hajimu padahal engkau tidak jadi berangkat ke tanah suci?”

“Ya, aku memang tidak jadi berangkat haji. Sungguh anugerah dari Allah jika Allah mencatatku sebagai orang yang hajinya diterima. Sebenarnya aku telah menabung sejak lama, hingga terkumpullah biaya haji. Namun suatu hari, sebelum aku berangkat ke tanah suci, aku dan isteriku mencium masakan yang sedap. Isteriku yang sedang mengandung jadi sangat ingin masakan itu. Lalu kucari sumbernya, ternyata dari tetanggaku.

Aku katakan maksudku, namun ia malah menjawab, ”Sudah beberapa hari anak2 ku tidak makan. Hari ini aku menemukan seekor kaldai mati, lalu aku memotong dan memasaknya menjadi masakan ini. Makanan ini tidak halal untuk kalian.”

Mendengar itu, aku merasa seperti ditampar, sekaligus menjadi sangat sedih. Bagaimana mungkin aku akan berangkat haji sedangkan tetanggaku tidak boleh makan. Maka kuambil seluruh wangku dan kuserahkan padanya untuk memberikan makan anak dan keluarganya. Kerana itu, aku tidak jadi berangkat haji.”

Abdullah bin Mubarak terharu. Butir2 air mata membasahi pipi ulama itu. “Memang sepatutnya engkau menjadi mabrur sebelum haji. Memang patutnya hajimu diterima sebelum engkau pergi ke tanah suci,” kata Abdullah bin Mubarak kepada Ali bin Muwaffaq.
--------------------------------------------------

Iktibar… sekarang… ramai yang berhaji dengan berbagai tujuan… :-
1. Ada yang berhaji nak minta Allah selesaikan masalah anak2nya…
2. Ada yang berhaji nak minta Allah selamatkan dari kes mahkamah…
3. Ada yang berhaji nak minta Allah selesaikan masalah perniagaannya…
4.  Ada yang berhaji nak orang panggil ‘tuan haji’…
5. Ada yang berhaji nak …. Macam2 la matlamat pemergian mereka…


Ikhlaslah kita dengan apa yang kita buat atau kerjakan… Samada kita beribadah, bersedekah, berpolitik bagai… biarlah ikhlas kerana Allah swt…

No comments:

Post a Comment